Jumat, 12 Februari 2010

Sarana berfikir ilmiah sebagai media Filsafat

Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Pada langkah tertentu biasanya diperlukan sarana yang tertentu pula. Maka dari itu sebelum kita mempelajari sarana berfikir ilmiah maka kita perlu lebih dahulu menguasai langkah-langkah dalam kegiatan ilmiah. Dengan jalan ini maka kita akan sampai pada hakekat sarana yang sebenarnya, sebab sarana merupakan alat yang membantu kita dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Sarana berfifir ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang khas dalam kaitan kegiatan ilmiah secara menyeluruh.
Untuk dapat melakukan kagiatan berfikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa Bahasa Logika, matematika dan statistika.. Bahasa merupakan komunikasi verbal yang dipakai dalam berbagai proses berfikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat berfikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran tersebut kepada orang lain.
Ditinjau dari pola berfikirnya maka ilmu merupakan gabungan antara berfikir deduktif dan berfikir induktif . untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri pada proses logika deduktif dan logika deduktif.Matematika memiliki peranan yang sangat penting dalam berfikir deduktif ini, sedangkan statistik mempunyai peranan penting dalam berfikir induktif. Proses pengujian dalam kegiatan ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakekatnya merupakan mengumpulkan fakata untuk mendukung atau menolak hipotesa yang diajukan. Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berfikir ini dengan baik.

Rabu, 03 Februari 2010

sejarah pendidikan

“ PERINTIS PENDIDIKAN ”

Ada banyak pendapat tentang pendidikan yang diutarakan oleh Suryadi Suryaningrat” saat dia baru tiba dari Belanda. Kebanyakan pendapat itu berdasarkan dua hal dasar. Yang pertama, Pendidikan di Indonesia beradaptasi pada kebutuhan sosial Indonesia. Yang kedua, pendidikan di Indonesia harus mengembangkan rasa persatuan dan kesatuan antara masyarakat Indonesia.

Setelah kembali dari Belanda, Suwardi Suryaningrat bergabung untuk mengurus “ Sekolah Adi dharma “ yaitu sekolah privat yang dibangun pada tahun 1915, Dia merubah namanya menjadi Ki Hajar Dewantara. Dia menerapkan ilmu pengetahuannya yang didapat dari Belanda di sekolah ini. Metode yang diterapkan berdasarkan teori Montessori dan Tagore, dengan beberapa modifikasi.Sedangkan Konsepnya mengadopsi dari teori Montessori “ Selalu berkreasi dalam suasana kebebasan dan menghargai karakter Individu ( Pribadi )”

Pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantara membangun “ Taman Siswa “ yang berhubungan dengan kelembagaan pendidikan. Setelah Republik Indonesia merdeka pada tahun 1945, Ki Hajar Dewantara ditunjuk sebagai menteri pendidikan yang pertama, tetapi dia tidak menikmatinya. Jadi dia tidak lama menjabat sebagai Menteri. Dia lebih senang mengurus sekolahnya.

Sepanjang hidupnya dia curahkan untuk mengembangkan Taman Siswa. Dia wafat pada tahun 1959, tapi ide-ide dan Taman Siswanya tidak akan pernah mati.